MISTERI GUHA PAWON Masa Bimbingan Rock Climbing GEMPAR XVIII
Sabtu, 11 Juni 2022 terasa berbeda dengan hari sabtu biasanya. Terdengar morning sound dari monyet-monyet diluar tenda yang menyambut pagi hari dingin di bawah kaki Guha Pawon yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat.
Kegiatan kali ini berbeda dari biasanya, MABIM atau Masa Bimbingan merupakan suatu program wajib Anggota Muda dalam menyelesaikan proker menuju Anggota Penuh. MABIM bertujuan memperkenalkan sekaligus mengetahui dasar-dasar setiap divisi yang ada di GEMPAR. Divisi GEMPAR terdiri dari Gunung Hutan, Rock Climbing atau Panjat Tebing, dan Olah Raga Arus Deras. Pada MABIM GEMPAR angkatan XVIII ini di awali dengan divisi Rock Climbing.
Setelah latihan dan persiapan kurang lebih dari 2 minggu waktu yang ditunggu tunggu telah tiba, pukul 18.00 WIB setelah magrib kita berangkat ke TKP yaitu Guha Pawon. Sebelum melangkahkan kaki di Guha Pawon kita telah latihan di Tebing Citatah 90, Padalarang selama 2 hari.
Tebing Citatah 90, Padalarang, Jawa Barat |
Rock Climbing adalah kegembiraan dalam luasnya alam raya, yang mampu memacu adrenalin kita untuk menilai sikap mental kita. Area Medan latihan kita pada angkatan ini berbeda dengan angkatan sebelumnya. Guha Pawon adalah sebuah goa alami situs purbakala, menurut sejarahnya kawasan Bandung termasuk Guha Pawon dulunya merupakan danau purba yang sangat luas. Berdasarkan hasil penelitian ahli geologi, jutaan tahun lalu Bandung merupakan lautan yang mengalami proses pergerakan tektonik lempeng bumi dan memunculkan gunung-gunung purba.
Ditempat inilah ditemukan kerangka manusia purba yang diduga sudah berusia 10.000 tahun. Kerangka-kerangka ini masih ada dan bisa dilihat secara langsung ketika berkunjung ke Guha Pawon. Selain kerangka manusia purba, ditempat ini kita juga bisa bertemu dengan penghuni lain yaitu kera ekor panjang yang singgah dimana jumlahnya lebih dari ratusan.
Kegiatan yang dimulai dengan pemanasan kami awali dengan sebaik mungkin supaya tidak ada kendala di tengah kegiatan nantinya. Sebelum mulai memanjat kami melakukan Orientasi Medan (ORMED) yaitu menentukan jalur pemanjatan yang akan dilalui. Setelah jalur pemanjatan ditentukan oleh pendamping atau instruktur untuk mencontohkan pemanjatan kepada para Anggota Muda. Para Anggota Muda satu persatu mencoba jalur pemanjatan yang sudah dicontohkan, kemudian dilanjutkan dengan materi kedua rappelling. Rappelling merupakan teknik turun tebing menggunakan alat dan berdasarkan jalur lintasan yang telah ditentukan atau baca RappellingHari kedua di Guha Pawon semangat kami para Anggota Muda GEMPAR belum padam dan masih membara untuk melanjutkan kegiatan Rock Climbing meski cuaca pada hari ini kurang medukung. Kegiatan hari ini yaitu Artificial dan Multi-Pitch climbing. Artificial climbing adalah olahraga yang dilakukan pada tebing-tebing dengan kesulitan yang tinggi dengan bermodalkan alat yang diselipkan pada celah-celah batu atau memanfaatkan pengaman alam (natural anchor). Artificial Climbing ini selain digunakan sebagai alat pengaman pemanjat juga dapat digunakan untuk penambah ketinggian pemanjatan. Sedangkan Multipitch climbing adalah sebuah teknik pemanjatan tebing yang dibagi menjadi beberapa bagian (pitch) untuk mempermudah pemanjatan hingga ke puncak tebing. Teknik ini biasa digunakan karena ada keterbatasan alat (jumlah quick draw yang dimiliki sedikit, atau panjang tali kurang dari tinggi tebing) dan keterbatasan fisik (tidak memungkinkan untuk memanjat tanpa istirahat dalam jarak yang sangat panjang). Setelah semua kegiatan selesai akhirnya kita siap-siap untuk kembali ke Bandung.
Pergi 12 orang kembali 12 orang, begitulah semangat juang Pluvia Nebula Halilintar dalam menyelesaikan program Anggota Muda dalam Masa Bimbingan Rock Climbing ini sampai selesai
SALAM RIMBA !!!
Post a Comment